
9 Okrober 2025, Yogyakarta — Tim peneliti lintas departemen di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada mengembangkan protokol penelitian mengenai potensi human platelet-rich fibrin lysate (hPRF-L) sebagai terapi regeneratif untuk memperkuat jaringan penyangga organ panggul pada kondisi pelvic organ prolapse (POP).
Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal internasional F1000Research dengan judul “Effect of Human Platelet-Rich Fibrin Lysate on Collagen Type I, Collagen Type III, and Matrix Metalloproteinase 1: A Protocol Study on Rat Models with Pelvic Organ Prolapse.” Artikel tersebut merupakan versi revisi (version 2) yang diterbitkan pada 16 September 2025, setelah melalui proses penelaahan sejawat (peer review) dan perbaikan dari versi awal yang terbit pada 13 September 2024.
Peneliti yang terlibat dalam studi ini meliputi Akbar Novan Dwi Saputra, Prof. Dicky Moch Rizal (Departemen Fisiologi FK-KMK UGM), Nandia Septiyorini, Muhammad Nurhadi Rahman, Yohanes Widodo Wirohadidjojo, Dwi Cahyani Ratna Sari, dan Raden Mas Sonny Sasotya.
Gangguan Umum pada Kesehatan Perempuan
Pelvic organ prolapse (POP) merupakan salah satu gangguan yang cukup sering dialami perempuan akibat melemahnya jaringan penopang organ panggul. Kondisi ini dapat menyebabkan turunnya rahim, kandung kemih, atau rektum ke arah vagina dan berdampak pada kualitas hidup.
Di Indonesia, angka kejadian POP dilaporkan mencapai 26–81%, dengan sebagian besar kasus baru terdeteksi setelah muncul gejala berat. Selama ini, tindakan bedah rekonstruksi panggul masih menjadi pilihan utama, namun memiliki risiko komplikasi serta angka kekambuhan mencapai 37,7 persen.
Pendekatan Terapi Regeneratif
Penelitian yang dilakukan oleh tim UGM ini berfokus pada pengujian human platelet-rich fibrin lysate (hPRF-L)—produk biologis yang berasal dari darah manusia dan kaya faktor pertumbuhan, sitokin, serta protein yang berperan dalam pembentukan jaringan baru.
Melalui model hewan uji tikus betina Sprague-Dawley, para peneliti menilai efek injeksi hPRF-L terhadap tiga penanda biologis utama dalam kekuatan jaringan panggul, yaitu kolagen tipe I, kolagen tipe III, dan enzim matrix metalloproteinase-1 (MMP-1).
Kolagen tipe I berfungsi memberi kekuatan regangan pada jaringan, sementara kolagen tipe III berperan dalam elastisitas dan proses perbaikan jaringan. MMP-1 adalah enzim yang dapat memecah serat kolagen dan menyebabkan kelemahan jaringan.
Hasil dan Temuan Studi
Hasil analisis dari studi ini menunjukkan bahwa pemberian hPRF-L berpotensi:
-
Meningkatkan ekspresi kolagen tipe I dan tipe III, yang berperan dalam memperkuat dan menstabilkan jaringan penopang organ panggul.
-
Menurunkan kadar MMP-1, yang selama ini diketahui berkontribusi terhadap kerusakan jaringan ikat pada penderita POP.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa hPRF-L dapat membantu menjaga keseimbangan antara pembentukan dan degradasi kolagen, sehingga memperbaiki integritas jaringan dasar panggul. Pendekatan ini juga menawarkan alternatif non-bedah yang berpotensi mengurangi risiko komplikasi serta biaya pengobatan di masa depan.
Selain itu, penelitian ini juga memperkuat dasar ilmiah untuk uji klinis lanjutan pada manusia, dengan harapan mendukung pengembangan terapi regeneratif untuk kasus POP dan gangguan jaringan ikat lainnya.
Kontribusi terhadap SDGs
Penelitian ini berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, antara lain:
-
SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) melalui peningkatan kualitas kesehatan perempuan dan pengembangan terapi berbasis biologi yang lebih aman.
-
SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) dengan inovasi bioteknologi medis berbasis sumber daya lokal yang berpotensi diaplikasikan di sektor kesehatan nasional.