
Yogyakarta, Januari 2025 – Tim peneliti Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta berhasil mengungkap peran parameter hematologi pada penanganan torsio testis. Melalui tinjauan sistematik dan meta-analisis yang dipublikasikan secara daring pada 20 Januari 2025 di Narra J, penelitian ini menunjukkan bahwa Mean Platelet Volume (MPV) berasosiasi signifikan dengan keberhasilan penyelamatan testis pada kasus torsio testis.
Torsio testis merupakan kegawatdaruratan medis yang terjadi ketika tali sperma terpelintir sehingga menghambat aliran darah ke testis. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen hingga memerlukan tindakan orkiektomi (pengangkatan testis secara bedah). Hasil penelitian ini menegaskan pentingnya diagnosis dan intervensi dini guna mempertahankan fungsi serta kelangsungan hidup testis.
Tinjauan sistematik dan meta-analisis ini menganalisis sembilan studi dengan total 796 pasien yang menilai parameter hematologi Mean Platelet Volume (MPV), Rasio Neutrofil terhadap Limfosit (NLR), Rasio Platelet terhadap Limfosit (PLR), dan C-Reactive Protein (CRP) pada kasus torsio testis. Temuan menunjukkan bahwa tingginya nilai MPV berhubungan dengan peningkatan risiko orkiektomi. Sebaliknya, parameter hematologi lain seperti NLR, PLR, dan CRP tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan keberhasilan penyelamatan testis.
Artikel berjudul “Association of MPV, NLR, PLR and CRP on testicular salvage in testicular torsion: A systematic review and meta-analysis” ini ditulis oleh Sakti R. Brodjonegoro, Prof. Dicky M. Rizal, Nur Arfian, Raedi A. Luzman, Narpati W. Pikatan, Robert Robert, Toni Febriyanto, Belinda Liliana, Noka Yogahutama, dan Iqbal W. Dwiaji. Penelitian ini menjadi rujukan penting bagi praktisi medis dan peneliti untuk mengeksplorasi pemanfaatan parameter hematologi, khususnya MPV, sebagai biomarker pendukung dalam evaluasi klinis torsio testis.
Temuan ini sejalan dengan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) pada bidang kesehatan dan kesejahteraan, dengan menekankan pentingnya pendekatan berbasis bukti untuk meningkatkan diagnosis dan hasil klinis pasien.